TIDUR DI HUTAN part II
Hallo mas bro, dan mbak bra!!! Apa ka-bra-nya nih?
Semoga baik-baik aja! Amin. Kabarku sendiri baik-baik saja, sehat walafiat. Oh,
nggak ada yang nanya ya? Ya sudah lah. Nggak papa, tanya sendiri, jawab sendiri
juga nggak papa. APA (logat keget)? Ngomong sendiri jawab sendiri? Itu mirip orang
sakit jawa, eh sakit jiwa. Ya, kalian nggak boleh memvonis orang yang ngomong
sendiri jawab sendiri sebagai orang yang kena gangguan jiwa. Contohnya dalang
wayang kulit. Dia itu ngomong sendiri jawab sendiri. Kalau itu disebut sakit
jiwa, terus yang nonton pertunjukan wayang disebut apa dong? Orang yang nonton
orang sakit jiwa? Yah, sesama orang harus saling menghargai, orang gila kan
orang juga. Kenapa ini malah bahas sakit jiwa? Haduh… Baca juga dong TIDUR DIHUTAN part I !!!
Entah mengapa setelah membuat email
tidur.dihutan@gmail.com , aku merasa kamarku menjadi seperti hutan. Ada apa
ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak tahu. Ya, itu karena di dalam
kamarku ada penghuni lain selain aku. Kalian pasti berfikir: WOW! Ini mistis
sekali. Ada hantu di kamar dan dia bercinta dengan pemilik kamarnya yang
seorang manusia. Bukan begitu pret… kampret! Penghuni lain yang aku maksud
bukan hantu, tapi binatang. Jadi ada beberapa binatang yang kebetulan ngekos di
kamar polo. Diantaranya adalah: tikus, curut, kecoa, semut, spiderman
(laba-laba maksudnya), nyamuk, belalang kecil, kupu-kupu kecil juga, pok
ame-ame kecil (yang ini ngawur), cicak, kepompong (yang kalau dibuka kepompongnya
isinya ada ulat kecil, tapi nggak bikin gatel kok), katak, lalat, orong-orong
(sejenis serangga sebesar jari kelingking), renno (itu lho, binatang yang mirip
kaki 1000 tapi lebih kecil, dan kalau digencet keluar darah yang menyala ijo
terang. Tahu kan?), dan lain-lain. Binatang itu, yang tadi aku sebutkan pernah
ngekos dikamarku. Karena diantara mereka seringkali nunggak bayar kos, ahirnya
mereka aku usir. Tapi masih ada beberapa binatang yang ngekos di kamarku. Ya,
mereka yang udah aku usir karena nunggak bayar kos, sesekali mengunjungi
temannya yang masih ngekos di kamar. Tapi kalau mereka mainnya kelamaan aku
usir. Atau kalau mereka masih ngeyel nggak mau pergi, aku tidak segan-segan
untuk membunuh mereka. Sadis memang, tapi apa boleh buat. HAHAHAHAHAHA… (ketawa
jahat).
Walaupun kamarku banyak binatang-binatangnya hingga
mirip hutan, mau gimana lagi, itu lah kamarku, dan aku tidur di sana. Toh
mereka juga udah bayar uang kos (kalau yang ini ngarang abis).
Itu lah tadi sejarah TIDUR DI HUTAN (sejarah macam
apa itu?). Ya, walaupun agak aneh, itu lah sejarah, kita harus menghargai
sejarah. Apalagi sejarah Indonesia. Kita selaku orang Indonesia harus
menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai sejarah Indonesia.
Nah, nampaknya saya sudah mulai ngelantur, ada
baiknya saya akhiri sesi posting pada kesempatan kali ini sebelum ngelanturnya
terlalu jauh sehingga membuat yang baca pusing sendiri. Kalau Anda sudah mulai
pusing sebaiknya diperiksakan ke dokter kesayangan Anda. Kalau Anda sudah mulai
sayang-sayangan dengan dokter kesayangan Anda, bisa jadi Anda sudah jatuh cinta
padanya. Kalau sudah seperti itu, pastikan dokter kesayangan Anda belum punya
pasangan. Dan kalau ternyata dokter kesayangan Anda sudah punya pasangan,
sementara Anda masih sayang dengan dokter kesayangan Anda, itu namanya
selingkuh. Selingkuh itu tidak baik, karena bisa menyebabkan pusing kepala. Dan
kalau Anda pusing sebaiknya diperiksakan ke dokter kesayangan Anda. Dan
ternyata, pemirsa! Saya jadi pusing sendiri, pemirsa! Sepertinya saya harus
periksa ke dokter kesayangan saya. (Saya rasa ini yang disebut penyakit
ngelantur berkepanjangan sehingga menyebabkan pusing kepala yang harus segera
diperiksakan ke dokter kesayangan ANDA)
Sekian saja postingan kali ini, semoga Anda tidak
perlu datang ke dokter kesayangan Anda. Biar aku saja yang datang ke dokter
kesayangan Anda, karena aku sudah mulai pusing sendiri. Selamat tidur di hutan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar